Senin, 23 September 2013

Transfer Emails from Outlook Express to Windows Live Mail


Outlook Express is replaced with Windows Live Mail, if you switched from Windows XP to Windows 7 or Vista you will no longer find the Outlook Express in it. So you may need to transfer your Outlook Express emails to Windows Live Mail.
If you just want to transfer Outlook Express message to Windows Live Mail in Windows 7 or Vista here is a simple manual method to transfer emails.
Step-1
First of all you need to show the hidden files on Windows where the Outlook Express is installed, because the folder contains the Outlook Express emails / messages is hidden in Windows XP.
To Show hidden files/folders in Windows XP.
•    Open “My Computer”.
•    Click “Tools” menu and select “Folder Options”.
•    Click the View tab and find “Show hidden files and folders” option under “Hidden files and folders”.
•    Click “OK” button to save settings.
Step-2
Now locate the Outlook Express folder on the following path
C:\Documents and Settings\YourUserName\Local Settings\Application Data\Identities\{identity number}\Microsoft\Outlook Express
Note:
- If Windows on your computer is installed on different Drive instead “C:” then find the “Outlook Express” folder in that drive.
- YourUserName in the above mentioned path is logged in user name.
- {identity number} in the above mentioned path will be different for every user.
Step-3
When you found this “Outlook Express” folder copy and transfer to the computer where the “Windows Live Mail” is installed.

Step-4
Run “Windows Live Mail” on the computer where you want to import the Outlook Express emails. (If you don’t have installed yet, See how to install Windows Live Mail)
Step-5
Setup the same email account in “Windows Live Mail” that you have in “Outlook Express” (You don’t need to do this step if you already have added account in Windows Live Mail).
Step-6
Click on “File” menu > Import > Messages.

Step-7
Select “Microsoft Outlook Express 6″ format and click “Next” button.

Step-8
Click the “Browse” button.

choose the “Outlook Express” folder that copied in Step-3, click “OK” button.

Click “Next” button.

Step-9
Select a specific emails folder like “Inbox” that you would like to import into “Windows Live Mail” or select “All folders” and click “Next”.

Click “Finish” button when you see “Import Complete” message.

Step-10
Click on this tiny separator to view all folders, see screenshot below.

All email messages that you have imported into “Windows Live Mail” will be under Storage folders > Imported Folders > Local Folder. Expand these folders and select “Inbox” folder as shown in screenshot.

Step-11
Select an email in Messages list pane and press Ctrl+A to select all messages. Right click and select “Move to folder…” option

Step-12
Select the relevant email folder (e.g. Inbox) under email account name that you have added in step-5 and click “OK” button to move all emails.

You have transferred all your Outlook Express Message into Windows Live Mail successfully.

Mengatasi mapping network yang error

OK so I kept having this issue with a clients Windows 7 Ultimate PC, every time I would try to map a network drive it would ask me for 2 pairs of credentials. The Regular credentials and then the dreaded “enter network password” credential. Keep in mind that this is a business network so no clients have home groups setup.
Troubleshooting Steps: – Went to Control Panel\Network and Internet\Network and Sharing Center\Advanced sharing settings and made sure “Password Protected Sharing” was OFF.
- Still didn’t work. – This time I had to check our credentials manager and remove all old credentials it may have stored ( Control Panel\All Control Panel Items\Credential Manager )
- Still Didn’t work WTF! right? At this point I was kinda annoyed and I decided to check the Network Policies on the local computer, TADAAAAAAAA :P
THE SOLUTION:
Start Menu Type run or cmd in search box

Type: secpol.msc

Go to Local Policies | Security Options and choose the “Network Security: LAN Manager Authentican Level” item Set it to “Send LM & NTLM use NTLMv2 session security if negotiated” Reboot, Remap and everything should be good, enjoy :)

Jumat, 20 September 2013

Optimalisasi Windows XP (lewat services.msc)

Diambil dari : http://vatonie.wordpress.com/2009/04/17/optimalisasi-windows-xp-lewat-servicesmsc/


Cuma mengingatkan : bila terjadi sesuatu mohon jangan mengumpat Blog ini 

Sebenarnya sudah banyak yang membahas optimalisasi windows XP, kayaknya saya telat deh, apalagi sekarang sudah jamannya windows vista n sudah ada yang mencoba windows 7 termasuk saya yang mendapatkan windows 7 dari rental bajakan langganan, he he he…
Tapi, mengingat masih banyak yang menggunakan XP, maka saya yang telat ini mencoba untuk memberikan sedikit yang saya tau tentang optimalisasi Windows XP….
pernah buka services.msc???
Itu salah satu aplikasi di Windows XP yang mengatur program apa saja yang boleh/akan berjalan ketika windows sedang booting. Tapi, harap hati-hati, karena banyak pilihan menyesathkan yang bisa berakibat kompie kita ato kompie teman yang kita jadikan ajang percobaan jadi “rada aneh”. Langsung saja ya, disini saya hanya akan membahas beberapa fungsi dari fitur tersebut, yukkkk:
pertama-tama klik start –> run –> ketik “services.msc” –> enter
Services.mscAkan keluar seperti gambar disamping.
Nah, disitu banyak sekali yang bisa kita atur sesuai dengan kehendak kita.
yang harus diperhatikan adalah di “Startup Type” ada pilihan “automatic“, “manual” dan “disabled“. automatic = mengaktifkan program pilihan, disabled = menonaktifkan program pilihan, manual = antara hidup dan mati, sesuai pilihan kita
mari kita bahas satu-satu (yang menurut saya penting):
1. Alerter. Butuh bantuan peringatan dari kompie?? Kalo saya sih cukup peringatan dari weker buat bangun pagi, jadi saya matikan (disabled) fungsi ini.
2. Automatic Updates. Fitur ini akan meng-update secara otomatis program-program yang perlu diupdate. Kalo ndak suka dengan munculnya “Update Otomatis” yang cukup mengganggu, apalagi kalo antivirusnya Avira ato AVG, fyuh dari aplikasi apapun, mending matikan ajah.
3. Error Reporting Services. Melaporkan error yang terjadi kepada om microsoft, Ini ndak penting, matikan ajah.
4. Event Log. Saya ndak terlalu paham maksud dari fitur ini, tapi yang jelas ketika saya malpraktek di kompie teman dengan mematikan fitur ini, Driver VGA-nya langsung minta di install ulang, wa ka ka ka
5. Help n Support. Kalo bingung megang kompie seringnya nanya teman ato mbuka help n support??? kalo jawabannya “Nanya Teman” maka matikan ajah fitur ini.
6. Network *********. Kalo kompie terhubung dengan jaringan, biarkan fitur ini, tapi kalo ndak, matikan ajah.
7. Plug n Play. Nah, ini fitur favorit saya untuk berbuat jahat kepada orang yang layak dikasi pelajaran!!! Matikan fitur ini, maka segala macam barang yang tersambung ke kompie lewat USB ndak bakal jalan (Flash Disk, Printer, Kamera Digital, MP3/4, dll)!!!
8. Print Spooler. Punya printer? Biarkan hidup. Ndak punya? Matikan!
9. Remote Registry. Kalo fitur ini mengatur tentang Registry Editor (Regedit). Matikan, maka Regedit ndak bakal muncul.
10. Secondary Logon. Ini buat kompie yang punya user banyak (selain admin). kalo dimatikan maka jangankan membuka akun lain, mbuat akun aja ndak bakal bisa.
11. Server. Fitur ini hubungannya sama network juga.
12. Task Scheduler. Sering menulis jadwal di kompie buat mengingatkan kita akan kegiatan tertentu? Kalo iya biarkan hidup. Kalo ndak, matikan ajah.
13. Telephony. Untuk mereka yang sering menggunakan chat webcam + Microphone ato telefon-an lewat net, biarkan layanan ini hidup. Tapi kalo ndak matikan ajah.
14. Web Client. Fitur ini gunanya untuk mengedit ato membuat/mengedit file web/html/dll. Kalo ndak pernah nguthak athik file web dimatikan ajah ndak apa-apa.
15. Windows Audio. Ini juga fitur favorit saya, Matikan…maka suara kompie ndak bakal bisa keluar, heh heh heh.
16. Windows Installer. Matikan fitur ini, trus coba install aplikasi/program yang anda punya, saya jamin ndak bakal bisa pernah tak praktekkan di kompie ******* buat nge-tes dia biar kapok, ha ha ha.
17. Wireless Zero Configuration. Kalo laptop hidupkan fitur ini, kalo kompie dimatikan boleh, yang jelas fitur ini mengatur tentang boleh ato tidaknya aplikasi dan peripheral wireless berfungsi (mis: menggunakan layanan G-Spot Hotspot, ato untu biru Bluetooth).
Nah, untuk fungsi yang lain silahkan uthak athik sendiri, yang jelas, kalo misalnya kompie kita tidak tersambung dengan suatu jaringan komputer, matikan aja tu fungsi yang ada kaitannya dengan network, ntar kan kompie nya jadi lebih cepat berlari n tidak tersedak…yang jelas, lebih ringan n optimal….
Terakhir, seluruh penjelasan diatas saya peroleh berdasarkan pengalaman dan percobaan saya pribadi, kalo pengen mendapatkan penjelasan lebih lanjut silahkan baca di buku-buku tentang optimalisasi Xp, banyak kok….Hampir lupa, services.msc hanya ada di WINDOWS XP PROFESIONAL, kalo WINDOWS XP HOME EDITION ndak ada fitur ini..
Silahkan Jangan digunakan untuk yang jahat-jahat ya….

Selasa, 17 September 2013

Kita tentu tak menyangka bagaimana mungkin seorang bocah berusia 13 tahun sudah dilepas membawa mobil sendiri pada tengah malam.



 Dikutip dari http://m.koran-sindo.com/node/329673

Author: 
RHENALD KASALI Pendiri Rumah Perubahan @Rhenald_Kasali
Kita tentu tak menyangka bagaimana mungkin seorang bocah berusia 13 tahun sudah dilepas membawa mobil sendiri pada tengah malam.

Memang ia ditemani seseorang, tetapi ia juga masih terbilang bocah. Bukan mengemudi di dekat rumah dengan pengawasan orang tua, melainkan di jalan tol, menempuh jarak yang terbilang jauh. Dan apesnya, enam orang tewas, dan beberapa anak langsung menjadi yatim piatu. Ini tentu sangat memprihatinkan. Namun setiap kali melihat bagaimana masyarakat mendidik anak-anak, saya sebenarnya sangat khawatir. Tak dapat dipungkiri, tumbuhnya kelas menengah telah menimbulkan gejolak perubahan yang sangat besar.

Namun reaksinya sangat ekstrem: Yang satu mengekang habis anak-anak dengan dogma, agama dan sekolah sehingga melahirkan anak-anak alim yang amat konservatif, yang satunya memberi materi dan servis tiada batas, sehingga menjadi amat liberal. Di segmen atas anak-anak diberikan mobil, di bawah menuntut dibelikan sepeda motor meski usianya belum 17 tahun. Kebut-kebutan menjadi biasa, korban pun sudah sangat sering berjatuhan. Karena mereka bukan siapasiapa maka kecelakaan dan kematian yang ditimbulkan tidak masuk dalam orbit media massa. Kematian yang ditimbulkan Dul mengirim sinyal penting bagi kita semua.

Business Class

Di pesawat terbang, mungkin hanya di Indonesia, Anda bisa menyaksikan keluarga-keluarga muda membawa anak-anaknya duduk di kelas bisnis. Dua orang baby sitter, duduk sedikit di belakang, takjauhdari bataskelas eksekutif mengawal anak-anak yang sudah bukan bayi lagi itu. Di masa liburan, bukan hal aneh menemukan keluarga menunggu di business lounge, dan naik pesawat dengan tiket termahal.

Sayang sekali, cara makan anak-anak belum dididik layaknya kelas menengah. Berteriak-teriak di antara kalangan bisnis, makan tercecer di jalan, dan di atas pesawat memperlakukan pramugari seperti pembantunya di rumah. Sebentar-sebentar bel dipijit, dan pramugari bolak-balik sibuk hanya melayani dua orang kakak-beradik yang minta segala layanan. Menjelang tiba di tujuan, orang tua baru mulai menyentuh anak-anaknya, dibantu baby sitter yang terlihat gelisah. Orang tua mereka umumnya adalah pemilik areal pertambangan, pedagang, atau ada juga seleb-seleb muda yang belakangan banyak bermunculan. Ayah dan ibu memilih tidur.

Jarang ditemui percakapan yang memotivasi, atau mengajarkan sikap hidup. Paling banter, mereka bermain video game, dari iPad yang dibawa anaknya. Padahal di luar negeri, iPad adalah alat kerja eksekutif yang dianggap barang mewah. Kesulitan orang tua tentu bukan hanya berlaku bagi kelas menengah saja. Di taman kanak-kanak yang diasuh istri saya di Rumah Perubahan, di tengah-tengah kampung di dekat Pondok Gede hal serupa juga kami temui. Belum lama ini sepasang suami-istri menitipkan anaknya untuk sekolah di tempat kami, dan setelah mengecek status sosial-ekonominya, anak itu pun diputuskan untuk diterima.

Namun ada yang menarik, setelah diobservasi, anak berusia lima tahun itu seperti belum tersentuh orang tuanya. Ia seperti rindu bermain, motorik halus dan kasarnya belum terbentuk, jauh tertinggal dari temanteman sebayanya. Setelah dipelajari dan orang tua diajak dialog, kami menjadi benarbenar paham pergolakan apa yang tengah terjadi dalam masyarakat kita. Orangtuaselalu mengatakan, “Saya bekerja keras untuk menyiapkan masa depan anak-anak. Saya juga sering mengajak mereka berlibur”. Namun, anak-anaknya menyangkal semua pemberian itu.

Faktanya, anak-anak tak terbentuk. Sikap sosialnya, termasuk modal dasar yang disebut para ahli pengembangan anak sebagai executive function dan self regulation tidak terbentuk. Orang tua hanya fokus pada kemampuan anak berhitung dan membaca. Padahal, mereka juga harus pandai mengelola “air traffic control” yang ada dalam pikiran anak-anaknya agar kelak mampu menjadi insan mandiri yang bertanggung jawab.

Executive Function

Anak-anak kita menghadapi dunia baru yang benar-benar berbeda dengan kita, sehingga mudah sekali “berpaling” dari hal-hal rutin seperti sekolah dan belajar. Mereka hidup dalam dunia yang penuh dengan “gangguan” (distraction) seperti sosial media dan telekomunikasi yang saling bersahutan. Kita semua akan sangat kesulitan menjaga dan membimbing anak-anak kita bila modal dasar executive function tidak ditanam sejak dini. Apalagi bila sekolah hanya fokus pada angka dan huruf, seakanakan pengetahuan dan rumus adalah segala-galanya.

Menurut berita yang saya baca, Dul ternyata sudah sejak Juni lalu tak sekolah. Saya tak tahu tentang kebenaran berita ini. Tetapi Minggu dini hari dia masih mengendarai mobil, mengantar pacar lewat jalan tol, tentu mengindikasikan anak itu (ini juga bisa terjadi pada anak-anak kita, bukan?) telah hidup dalam abad distraction, sulit untuk fokus sekolah dan belajar. Studi-studi tentang executive functiondalam child development antara lain banyak bisa kita temui dalam buku dan video yang diberikan psikologpsikolog terkemuka, seperti Ellen Galinsky dan Debora Philip.

Mereka menemukan, di abad ini, anak-anak perlu mendapat fondasi hidup yang jauh lebih penting dari sekadar tahu angka dan huruf. Anak-anak itu perlu dilatih tiga hal: Working memory, Inhibitory Control,dan Mental flexibility. Ketiga hal itulah yang akan membentuk generasi emas yang bertanggung jawab dan produktif. Mereka sedari dini perlu dibentuk cara bekerja yang efektif, fokus, tahu dan bekerja dengan aturan, sikap positif terhadap orang lain, mengatasi ketidaknyamanan, dan permintaan yang beragam, serta cara mengelola informasi yang datang bertubi-tubi.

Pikiran mereka dapat diibaratkan menara Air Traffic Control di Bandara Cengkareng dengan ratusan pesawat yang datang dan pergi, semua berebut perhatian dengan sejuta masalah yang harus direspons cepat. Maka itu, masalah Dul bukanlah sekadar masalah Ahmad Dhani yang menjadi seleb, atau masalah keluarga broken home. Ini adalah masalah kita bersama, masalah yang dihadapi anakanak kita. Dari kita yang tidak fokus dan sibuk mencari uang atau mengurus orang lain. Kita yang dibentuk oleh sistem pendidikan model revolusi industri yang masih berpikir cara lama.

Ditambah guru-guru yang juga banyak tidak fokus, tidak paham problem yang dihadapi generasi baru, yang punya ukuran kecerdasan menurut versi mereka sendiri, dalam model persekolahan yang materialistis dan old fashion. Sekolah yang menjenuhkan dan tidak membuka fondasi yang diperlukan anak-anak sehingga mereka lari dari rutinitas.

Ini pun sama masalahnya dengan orang tua yang lari dari dunia nyata dan berlindung dalam benteng-benteng dogma dengan menyembunyikan anak dari dunia riil ke tangan kaum konservatif yang menjadikan anak hidup dalam dunia yang gelap dan steril. Anak-anak kita perlu pendekatan baru untuk menjelajahi dunia baru. Mereka perlu dilatih keterampilanketerampilan hidup, fokus dan selfregulations, menjelajahi hidup dalam aturan, yang ditanam sedari usia dini. ●

Selasa 17 September 2013